Roy Hodgson mendapat kritik cukup keras setelah memutuskan membawa Jack Wilshere dan Daniel Sturridge ke Perancis bersama tim nasional Inggris. Kedua pemain tersebut dinilai oleh kalangan pengamat sepakbola dan ilmu olahraga sebagai resiko besar untuk dimasukkan ke skuad Inggris. Wilshere dan Sturridge memang minim waktu bermain di musim lalu karena lebih banyak berkutat dengan pemulihan cedera. Jack Wilshere hanya sekali menjadi starter bagi Arsenal dan total bermain sepanjang 253 menit bagi Arsenal antara tanggal 1 Juli 2015 hingga 31 Mei 2016. Wilshere merupakan pemain ketiga dengan catatan menit pertandingan paling sedikit di turnamen EURO 2016 ini. Sementara itu kondisi Daniel Sturridge dapat dikatakan sedikit lebih baik; penyerang Liverpool tersebut mencatat 1.757 menit di lapangan untuk rentang waktu yang sama dengan Jack Wilshere.
Ada alasan mengapa Jack Wilshere hanya bermain selama 253 menit; cedera menjadi penyebab gelandang Arsenal tersebut hampir absen di sepanjang musim lalu. Jika kondisi rentan cedera yang melekat pada diri Jack Wilshere muncul di turnamen EURO 2016; maka keputusan Hodgson membawa sang pemain akan benar – benar merugikan Inggris. Memainkan Jack Wilshere atau Daniel Sturiddge sejak menit pertama hingga 2 x 45 menit akan menjadi tindakan ceroboh dan irasional. Kemungkinan terbesar dari skenario membawa Wilshere ke Perancis adalah menggunakan sang pemain sebagai impact player yang akan dimainkan di babak kedua untuk merubah strategi permainan. Jika Wilshere dimainkan sebagai starter sebagai bagian dari usaha mencetak gol lebih awal; maka kemungkinan besar ia akan ditarik keluar di babak kedua setelah Inggris unggul untuk digantikan pemain yang memiliki kemampuan bertahan lebih baik.
Sementara itu Daniel Sturridge kemungkinan besar juga akan mendapat peran yang sama; dimainkan di babak kedua untuk mengubah strategi atau dimainkan sejak menit pertama untuk mencetak gol lebih awal. Manajer Liverpool Jurgen Klopp telah menunjukkan cara yang rasional dan cukup efektif untuk mengelola kondisi Sturridge bagi Liverpool di akhir musim lalu. Klopp mampu menghemat energi dan mengelola ketahanan fisik Sturridge hingga sang pemain bertahan tanpa cedera saat musim berakhir.