Banyak hal menarik terjadi setelah pertandingan ‘Setan Merah’ melawan ‘Si London Biru’ akhir pekan yang lalu. Bukan saja hasil seri yang menjadi catatan dalam pertandingan itu, melainkan beberapa hal di balik pertandingan itu juga layak disimak. Seperti sudah seharusnya, pertandingan antara dua tim besar memang selalu penuh drama.
Dramatis
Pertandingan yang dihelat di Stanford Bridge itu memang berkesudahan 1-1. Meski sudah unggul lebih dahulu, namun MU ‘harus bersedia’ berbagi angka setelah Chelsea berhasil mencetak gol penyama pada injure time. Tidak pelak, para fans MU pun kecewa. Louis Van Gall pun kembali dikritik untuk kesekian kalinya musim ini.
Ada hal yang menarik di luar semua itu. Hasil imbang yang diraih MU ternyata mempengaruhi saham MU. Pasca hasil tersebut, saham MU di New York Stock Exchange turun dari 14,50 dolar AS ke titik 13,79 dolar AS. Mirisnya, angka ini adalah titik terendah saham MU sejak Desember 2012.
Penurunan saham ini dipicu oleh asumsi bahwa kemungkinan MU meraih tiket Liga Champion musim depan akan semakin kecil. Terlebih lagi, saat ini MU juga sudah tersingkir dari fase grup Liga Champions. Satu-satunya kesempatan untuk tetap bersuara di pentas Eropa hanya dengan mengikuti babak 32 besar piala UEFA (sekarang Liga Europa). Di tanah Britania sendiri, MU menyisakan pertandingan di babak kelima Piala FA.
MU pun Sempat Frustasi
Hasil imbang yang diraih MU dari kandang Chelsea sempat menimbulkan rasa frustasi bagi para pemain. Hal ini diakui Juan Mata. Para pemain MU seharusnya sudah mengantongi 3 angka seandainya Diego Costa tidak membuat kemenangan itu buyar seketika. Gol Costa di masa injure time benar-benar meruntuhkan semangat MU. Namun demikian, Mata menyebut bahwa timnya pelan-pelan sudah mulai bangkit lagi. Praktis, akhir tahun lalu, MU sempat tidak menuai hasil optimal pada 8 pertandingan beruntun. Baru pada 3 pertandingan terakhir MU berhasil memenangi dua laga dan satu hasil imbang. Kepercayaan diri MU mulai tumbuh. Begitu yang diyakini Mata.